Ibu, Pelita Hidup yang Tak Pernah Padam





Ibu, Pelita Hidup yang Tak Pernah Padam

Oleh : Saprina Siregar

Penulis Ialah Praktisi Sekolah Inklusi, Pegiat Parenting dan Penulis

 

Hari Ibu bukan sekadar perayaan tahunan, Hari Ibu sebagai momen refleksi untuk mengingat dan menghormati peran seorang ibu dalam hidup kita. Sejak kita hadir di dunia, ibu telah menjadi sosok yang tak kenal lelah, memberikan cinta, perhatian, dan pengorbanan tanpa pamrih. Seperti sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam. ketika ditanya siapa yang paling berhak mendapatkan penghormatan seorang anak: “Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu.” Tiga kali nama ibu disebut, baru kemudian ayah.

Mengapa demikian? Sebab ibu adalah rumah pertama seorang anak. Di rahimnya, seorang anak tumbuh, terlindungi, dan mendapatkan cinta yang tak terhingga sejak awal kehidupannya. Rahim seorang ibu adalah tempat yang paling nyaman dan aman. Ketika lahir, seorang bayi secara alami mencari puting susu ibunya, sebuah simbol kasih sayang sekaligus kelangsungan hidupnya. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang menciptakan perempuan dengan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa, jauh melampaui apa yang mampu kita pahami.

Seorang ibu memiliki cinta yang melampaui batas. Ia tak pernah meminta balasan atas setiap peluh yang diteteskan demi kebahagiaan anak-anaknya. Dari menggendong kita saat kecil hingga memberi nasihat bijak ketika dewasa, cinta ibu hadir dalam setiap langkah kehidupan. Setiap hari, seorang ibu tidak pernah berhenti berdoa untuk anak-anaknya. Bahkan, sering kali dalam untaian doanya, ia lupa memohon sesuatu untuk dirinya sendiri. Jika pun ia berdoa untuk dirinya, itu hanyalah doa agar Allah memberinya kesehatan dan kekuatan agar ia bisa mendampingi anak-anaknya hingga dewasa.

Nak, ingat tidak bagaimana kita berjuang bersama saat kamu tidak bisa bernapas dengan nyaman karena hidungmu penuh dengan cairan hingus? Bagaimana khawatirnya ibu saat kamu demam tinggi? Bagaimana semangatnya ibu terjaga di tengah malam saat engkau kehausan ingin menyusui? Taukah engkau, Nak, itu adalah kebahagiaan bagi seorang ibu. Apalagi saat engkau mulai bisa merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Ibu terus menunggu momen-momen itu dengan penuh harap dan cinta.

"Namun Nak, ada hal yang membuat ibu bersedih ketika engkau ditakdirkan memiliki kebutuhan khusus, yang membuat perkembanganmu berbeda dari anak-anak lain. Ketika ibu mengetahui hal itu, hati ibu sempat dirundung kesedihan. Tetapi ibu tahu bahwa Allah menyuruh kita untuk terus berjuang. Ibu yakin, engkau adalah anugerah yang istimewa dari-Nya. Sesungguhnya, Allah menciptakan engkau dengan segala kelebihan dan keunikan yang luar biasa. Ibu tetaplah seorang ibu yang akan terus berjuang sekuat tenaga untuk mendampingimu, mengasuhmu, dan mencintaimu tanpa syarat.

Ketika mata-mata itu melihatmu dengan pandangan aneh karena jalanmu yang penuh kesulitan, ketika mereka bertanya mengapa kamu belum bisa berbicara seperti anak seusiamu, ketika ada yang menyalahkanmu, mengatakan bahwa anakmu terlahir seperti itu karena kesalahanmu yang tidak bisa menjaga kandunganmu, yang tidak bisa memberikan pengasuhan terbaik untuk anakmu, ibu merasa sedih. Namun, kesedihan itu tidak berlangsung lama, karena ada senyummu yang seolah berkata, “Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja, karena Allah telah pilihkan ibu untukku.”

Ibu adalah simbol kekuatan. Ia adalah orang pertama yang bangun di pagi hari dan yang terakhir tidur di malam hari. Dalam kesibukan sehari-hari, ibu tak hanya mengurus rumah tangga tetapi juga sering menjadi pendukung utama dalam mencapai impian kita. Mari sejenak merenungkan perjuangan ibu, bagaimana ia mampu tersenyum meski kelelahan, bagaimana ia tetap memberi meski dirinya kekurangan. Kisah perjuangan seorang ibu mengajarkan kita tentang arti ketulusan, kesabaran, dan pengorbanan.

Sampai pada saat ini, ketika anak-anaknya mulai dewasa, si ibu mulai menyiapkan hati dan rasanya bahwa anak-anaknya akan pergi meninggalkannya untuk menyongsong masa depan. Sosok seorang ibu tetap menjadi ibu yang kuat dan rela melepas anak-anaknya. Sesakit apa pun yang dirasakannya, sesungguhnya anak-anaknya adalah sumber kekuatannya saat menghadapi banyak tantangan hidup. Ibu adalah pendukung utama bagi buah hatinya. Sekecil apa pun prestasi yang diraih anaknya, ia selalu berkata, "Engkau adalah anak hebat yang selalu ibu banggakan. Hayuk, kamu pasti bisa, Nak. Ada ibu di sisimu."

Di era modern peran ibu semakin beragam. Banyak ibu yang menjalankan peran ganda sebagai pengasuh keluarga sekaligus berkarier. Namun, di tengah tantangan ini, semangat seorang ibu untuk memberikan yang terbaik tak pernah surut. Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita menghormati dan mendukung peran ibu dalam segala bentuknya. Menghormati ibu bukan hanya soal memberikan hadiah di Hari Ibu, tetapi juga melalui perhatian kecil seperti mendengarkan cerita mereka, membantu pekerjaan rumah, atau sekadar mengucapkan terima kasih atas segala yang telah dilakukan.

Jika engkau tidak terbiasa dengan ungkapan rasa sayangmu pada ibu, tidak apa-apa, Nak. Sesungguhnya, kasih sayang itu tidak harus diungkapkan dengan kata-kata. Namun, engkau dapat menunjukkannya dengan caramu memperlakukan ibumu. Perhatian kecil seperti mendoakan ibu, mendampingi saat ia membutuhkan, atau hanya mendengarkan keluh kesahnya adalah bentuk cinta yang besar di mata seorang ibu.

Hidup seorang ibu adalah pengabdian. Jangan pernah berpikir buruk tentang ibumu, karena ada banyak hal yang tidak bisa ia sampaikan. Ada banyak kata yang ia simpan, banyak rasa yang ia pendam. Namun, satu hal yang pasti cinta dan pengorbanannya adalah untuk anak-anaknya. Seorang ibu tidak membutuhkan banyak dari anak-anaknya. Ia hanya ingin melihat mereka tumbuh menjadi pribadi yang shalih dan shalihah, mampu bertahan di dunia yang penuh tantangan. Itu sudah cukup baginya.

Hari Ibu adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan rasa syukur kita. Jangan pernah menunda untuk berkata, “Aku mencintaimu, Bu,” karena momen ini mungkin lebih berarti daripada yang kita bayangkan. Pada Hari Ibu ini, sempatkanlah untuk menelpon, memeluk, atau sekadar mengucapkan terima kasih. Karena mungkin, itulah yang paling diharapkan seorang ibu dari anak-anaknya.

Semoga di Hari Ibu ini, kita semua dapat merenungkan, menghargai, dan memberikan yang terbaik untuk ibu kita. Sebab, ibu bukan hanya seorang perempuan yang melahirkan kita, tetapi juga sosok yang membentuk siapa kita hari ini. Pesan untuk ibu-ibu di luar sana yang sedang berjuang mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. We love you all. []

Lebih baru Lebih lama