Banda Aceh - Manna Wassalwa, siswa SMP Negeri 8 Banda Aceh menjadi juara festival membaca hikayat kontemporer dengan tema Perubahan Iklim dan Lingkungan. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Senin (30/12/2024) di Auditorium lantai 2 FKIP USK.
Penanggung jawab kegiatan, Herman RN, mengatakan, festival membaca hikayat kontemporer perubahan iklim dan lingkungan itu merupakan rangkaian akhir kegiatan kampanye sosial perubahan iklim yang dilaksanaknnya sejak bulan Oktober lalu.
“Festival hikayat ini untuk siswa SMP dan SMA sederajat yang ada di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. Memang tidak semua sekolah ikut, tetapi antusias peserta dan sekolah lumayan tinggi menyambut kegiatan ini,” ujar Herman RN.
Ketua Asosisiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) Provinsi Aceh ini mengatakan kegiatan tersebut diawali dengan bimbingan teknis menulis dan membaca hikayat. Untuk melihat hasil workshop, kata dia, diperlukan lomba membaca hikayat pula.
“Awalnya, dilaksanakan kegiatan workshop menulis dan membaca hikayat kontemporer bagi siswa-siswa di Banda Aceh dan Aceh Besar. Materi isu lingkungan dan perubahan iklim disampaikan oleh Dr. Budi Arianto. Pemateri untuk teknik menulis hikayat ada Drs. Mukhlis A. Hamid. Pemateri untuk membaca hikayat Fozan Santa,” jelas Herman.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Kesenian Banda Aceh (DKB) itu meyebutkan kegiatan workshop dilaksanakan pada bulan November lalu. Setelah satu bulan, kata Herman, diselenggarakan lomba membaca hikayatnya sebagai tindak lanjut akhir dari kampanye sosial perubahan iklim dan lingkungan.
“Hikayat yang dibaca dan ditulis bertema perubahan iklim dan lingkungan. Ditulis dalam bahasa Indonesia dengan tetap memperhatikan pakem hikayat dalam khazanah sastra Aceh. Artinya, ditulis bersajak,” papar Herman.
Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP USK itu menjelaskan kegiatan kampanye sosial perubahan iklim dan lingkungan tersebut mendapat dukungan dana dari the Samdhana Institute.
“Juara 1 dan juara 2 mendapatkan hadiah berupa satu unit tablet pc untuk masing-masing,” tambah Herman sembari berharap tahun depan dirinya dapat melaksanakan kegiatan serupa kembali untuk melestarikan hikayat Aceh.[]